SUMENEP, NEWS9 – Dahulu, rumah sakit daerah kerap diasosiasikan dengan pelayanan seadanya.
Tapi RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep berhasil mematahkan stigma itu.
Di bawah kepemimpinan dr. Erliyati, M.Kes., rumah sakit ini menjelma menjadi pionir layanan medis modern di Madura.
Transformasi besar-besaran yang dilakukan bukan sekadar mempercantik fasilitas.
Perubahan menyentuh hingga ke akar sistem dan budaya pelayanan.
RSUD Sumenep kini menjadi rumah sakit rujukan yang mengedepankan kenyamanan pasien dan kualitas layanan.
Berikut sejumlah capaian yang menjadikan RSUD Sumenep sebagai simbol kemajuan layanan kesehatan daerah:
1. Operasi Tanpa Pisau: Terobosan di Madura
RSUD Sumenep mencetak sejarah dengan menghadirkan teknologi Radio Frequency Ablation (RFA) prosedur tanpa bedah untuk menangani tumor tiroid jinak.
Hal itu menjadikan RSUD Sumenep sebagai yang pertama di Madura dan kedua di Jawa Timur dalam layanan tersebut.
Dengan hanya menggunakan sayatan seukuran jarum, pasien dapat sembuh lebih cepat dengan risiko minimal.
Sebuah lompatan besar yang menunjukkan bahwa daerah pun bisa inovatif dan berani mengambil langkah maju.
2. Digitalisasi Pelayanan: Menghapus Birokrasi yang Menyulitkan
Keluhan soal antrean panjang dan birokrasi rumit kini tinggal cerita lama.
RSUD telah menerapkan sistem antrean online, pra-booking layanan, dan pembayaran via Virtual Account.
Semua dilakukan untuk memberi kenyamanan sejak awal pasien mengakses layanan.
Inovasi itu bukan semata-mata soal teknologi, melainkan bentuk nyata dari upaya mendengar dan menjawab kebutuhan masyarakat.
3. Penambahan Dokter Spesialis: Layanan Kian Lengkap
Tak hanya membangun gedung baru, RSUD juga memperkaya kualitas SDM dan layanannya.
Kini tersedia Poli Nyeri (pertama di Madura), layanan kemoterapi, serta patologi anatomi.
Pasien tidak perlu lagi dirujuk ke Surabaya untuk layanan lanjutan.
RSUD Sumenep telah menghadirkan layanan komprehensif di satu tempat.
4. Modernitas yang Tetap Mengakar pada Budaya Lokal
Meski terus berinovasi, RSUD tidak melupakan akar budayanya. Madura dikenal dengan nilai kekeluargaan.
Untuk itu, RSUD membangun ruang tunggu keluarga yang nyaman dan manusiawi bagi pendamping pasien rawat inap.
Lift dan AC boleh modern, tapi nilai gotong royong tetap dijaga dan dihormati.
5. Penambahan Depo Farmasi: Mengurangi Antrean Obat
Masalah antrean obat yang panjang diatasi dengan penambahan unit depo farmasi rawat jalan.
Hal itu membuat proses pengambilan obat menjadi lebih cepat dan efisien, sekaligus memecah titik penumpukan pasien.
6. “La Sehat”: Antar Pasien Pulang Gratis
Satu inovasi unik yang menyentuh adalah program “La Sehat”.
RSUD menyediakan layanan antar pasien secara gratis setelah diperbolehkan pulang, tanpa syarat yang merepotkan.
Langkah itu menjadi bukti kepedulian nyata terhadap pasien dari kalangan bawah yang sering kesulitan soal transportasi.
7. Tambahan CT Scan dan Layanan MRI: Respon Cepat atas Kebutuhan
Menanggapi antrean panjang CT scan, RSUD segera menambah unit kedua.
Tak berhenti di sana, layanan MRI dan bedah digestif subspesialis juga sedang dipersiapkan.
RSUD menunjukkan semangat proaktif: bergerak bukan karena sorotan, tapi karena kebutuhan nyata di lapangan.
Transformasi RSUD Sumenep tak lepas dari sosok dr. Erliyati, M.Kes., yang memimpin dengan pendekatan humanis dan tegas.
Ia dikenal bukan hanya duduk di balik meja, tapi juga mendengar, mencatat, dan mengeksekusi perubahan secara cepat.
Dari sudut paling timur Pulau Madura, RSUD Sumenep mengirim pesan penting pelayanan publik yang manusiawi dan bermartabat bukan hal mustahil, asalkan ada keberanian untuk berubah. ***